Hukum, Liputan Utama, Politik, Tenar News

Pernyataan Effendi Simbolon dituding menyinggung anggota TNI, Mabes AD buka suara soal beredarnya sejumlah video prajurit yang mengecam Effendi Simbolon.

Jakarta Tenarnews tv9.Pernyataan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon yang menyinggung anggota TNI seperti gerombolan menuai kecaman dari prajurit, terutama Angkatan Darat (AD) Selasa 13/9/2022

Pernyataan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon yang menyinggung anggota TNI seperti gerombolan menuai kecaman dari prajurit, terutama Angkatan Darat (AD).

Dalam rapat di Komisi I, Effendi awalnya menyoroti ketidakhadiran Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

Effendi mengaku ingin mendapat penjelasan dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Menurutnya, ada ketidakharmonisan antara dua jenderal bintang empat itu.

“Kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, insubordinari, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan,” ucap Effendi di ruang rapat, Senin (5/9).

Pernyataan itu berbuntut panjang. Di media sosial, beredar video prajurit TNI yang mengecam Effendi. Salah satunya video seorang yang mengaku prajurit TNI Angkatan Darat (AD) bernama Kopral Dua Arif. Ia mendesak Effendi meminta maaf secara terbuka ke publik.

“Hei, kau Effendi Simbolon, anggota dewan Komisi I DPR RI. Saya, kopral. Saya tidak terima TNI dibilang seperti gerombolan. Saya minta kau segera minta maaf secara terbuka kepada TNI,” ujar  Arif dalam video yang beredar.

Arif mengancam akan mencari Effendi sampai ke ujung dunia jika tidak segera meminta maaf secara terbuka ke publik atas pernyataan yang mengibaratkan TNI seperti gerombolan tersebut.

“Kalau kamu tidak minta maaf, sampai di manapun kamu akan saya cari sampai di ujung dunia. Ini Kopral Dua Arif,” tegasnya.

Tak hanya prajurit berpangkat Kopral, Komandan Kodim 0733 Kota Semarang Letkol Inf Honi Havana ikut bersuara. Ia berbalik menyebut Effendi sebagai politikus yang mengganggu soliditas TNI.

“Politisi yang mengganggu soliditas TNI. Saudara ES sudah menyakiti seluruh prajurit TNI dengan sikapnya yang arogan terlalu masuk dalam urusan teknis dan internal TNI,” ujar Honi kepada awak media, Selasa 13/9/2022

Ia mewanti-wanti jangan sampai pernyataan Effendi menimbulkan konflik seperti peristiwa yang terjadi pada 15 Oktober 1952.

“Ini kalau dibiarkan bisa jadi konflik serius, jangan sampai kayak peristiwa 15 Oktober 1952 dimana militer yakni TNI berkonflik dengan DPRS,” ucap Honi.

Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyayangkan pernyataan Effendi.

Saleh menyatakan tak ada satupun negara di dunia yang militernya bersifat gerombolan, termasuk TNI. Ia menyatakan selain sebagai alat pertahanan negara, TNI juga merupakan alat pemersatu bangsa.

“TNI adalah organisasi yang menjiwai dan dijiwai kerakyatan, tidak ada satupun negara di dunia yang TNI atau militernya itu bersifat gerombolan, itu tidak ada,” jelas Saleh.

“Yang ada TNI adalah sebagai alat dan pemersatu Bangsa. Itu perlu diingat, TNI sebagai alat pertahanan negara dan alat pemersatu bangsa, itulah kelebihan TNI khususnya TNI AD,” lanjut dia menambahkan.

Markas Besar TNI AD sudah buka suara soal beredarnya sejumlah video prajurit yang mengecam Effendi Simbolon.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Kolonel Arh Hamim Tohari meminta para prajurit menahan diri untuk bersikap reaktif atas celotehan anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon, yang menyebut TNI bak sebuah gerombolan.

Hal itu menyusul beredarnya sebuah video yang merekam sejumlah prajurit TNI protes atas ucapan anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu. Dari video yang beredar, para prajurit tersebut menuntut Effendi Simbolon menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya itu.

Tahan diri: Hamim Tohari  meminta para prajurit untuk berlaku bijak dalam menyikapi segala persoalan.

“Tetap bijak menyikapi apa pun,” seru Hamim Tohari  ketika dikonfirmasi media, Selasa (13/9/2022).

Tak diorkestra: Hamim Tohari  memastikan bahwa aksi sejumlah prajurit itu tidak diorkestra oleh pimpinan TNI AD. Ia mengingatkan bahwa saat ini siapa pun bisa menyampaikan dan mengakses apa pun melalui media sosial (medsos).

“Tetapi saya sampaikan bahwa organisasi atau pimpinan TNI AD tidak pernah mengeluarkan instruksi atau perintah untuk melakukan tindakan-tindakan reaktif,” tegasnya.

Spontan: Hamim Tohari  melihat aksi sejumlah prajurit itu merupakan reaksi spontanitas saja. Sebab bisa saja mereka menafsirkan ucapan Effendi Simbolon memancing kegaduhan.

“Kalau ada reaksi dari prajurit atau masyarakat, mungkin saja itu terjadi sebagai reaksi spontan, atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan,” terangnya.

Dalam video yang beredar sekelompok prajurit yang dipimpin seseorang yang mengenalkan diri sebagai Dandim 0623 Cilegon, Banten, Letnan Kolonel Infanteri Ari Widyo Prastyo, mengecam pernyataan Effendi Simbolon. Mereka mengaku tak menerima atas ujaran Effendi Simbolon yang menyamakan TNI layaknya gerombolan ormas.

“Kau bilang pimpinan kami Panglima TNI-KSAD tidak harmonis, kau bilang TNI gerombolan seperti ormas. Kami tidak terima, darah kami mendidih. Kau Effendi Simbolon melukai kami prajurit TNI, kau adu domba TNI,” ujar Ari Widyo dalam video tersebut.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *