Jakarta,Tenarnews,-Tingkat literasi wakaf di Indonesia masih rendah, yaitu 50,48 berdasarkan skor indeks literasi wakaf yang dirilis oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Kementerian Agama pada tahun 2020.
Angka ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat terhadap wakaf perlu diperkuat dengan melakukan Literasi, edukasi, sosialisasi (LES) dengan jaringan IT dan flat form digital sehingga wakaf dapat menjadi ekosistem pengembangan ekonomi keuangan syariah di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam silaturrahmi dan kunjungan kerja ke GCNI (27/10/24)
Lebih lanjut Ketua Dewas Pengawas (Dewas) buya Amirsyah Tambunan mengatakan bahwa rendahnya LES merupkan salah satu penyebab lamban pertumbuan wakaf di Indonesia. Padahal potensi wakaf uang di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 180 triliun per tahun. Hingga saat ini masih berada diangkat 2,3 Trilitun, realisasinya baru mencapai setengah persen.
Untuk meningkatkan literasi wakaf, seluruh pegiat perwakafan di Indonesia perlu memberikan perhatian khusus pada penguatan program LES di Indonesia umumnya dan GCNI khususnya pungkasnya.
Untuk itu mendorong Yayasan Global Cahayanya Nubuwwah Insani (GCNI) agar bertekad memperkuat pembiayaan syariah melalui wakaf untuk mengembangkan ekosistem ada lembaga pendidikan Islamic Entrepreneur Boarding School (IEBS) di Pondok Pesantren GCNI Darangdan, Purwakarta. Hadir Durektur H.AA Hubur,Lc, MA, MM, Ph.D juga Pendiri dan Pengurus Yayasan GCNI – Islamic entrepreneur Boarding School (IEBS) Hj. Enny Tin Suryanti, SE beserta jajarannya.( Red )


