Jakarta, Tenarnewstv9,- Presiden Jokowidodo memberi peringatan kepada KPU untuk memerhatikan secara rinci aspek teknis yang menunjang pelaksanaan Pemilu 2024. Teledor sedikit saja, implikasinya bisa luas atau karena nila setitik rusak susu sebelanga.
Kepala Negara mengakui pelaksanaan Pemilu 2024 memiliki muatan yang kompleks dan tak mudah untuk dilaksanakan. Maka perlu kehati-hatian dan kesiapan petugas dalam memastikan distribusi logistik termasuk kesiapan sistem dan teknologi.
“Hati-hati mengenai ini, hal-hal yang kecil harus kita perhatikan secara detail sebab keteledoran teknis bisa berimplikasi politis, bisa berimplikasi politik bisa merembet kemana-mana,” Kata Jokowi, di Istora Senayan, GBK, Jakarta, belum lama ini
Dalam kesempatan itu, Jokowi berbicara dan memberi arahan kepada 6.183 peserta, anggota KPU dari seluruh Indonesia. Jokowi meminta KPU memastikan kesiapan IT agar tak mudah diretas.
Jaminan keandalan sistem informasi dan perangkat-perangkat penunjang pemilu harus berfungsi dengan baik, harus transparan, terbuka, jangan sampai terjadi peretasan, hati-hati mengenai ini. Sekali karena ini bisa berimplikasi politis, bisa berimplikasi politik,” pintanya .. Soal cawe-cawe Jokowi ini penjelasan nya
Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam di Istana Kepresidenan
Dalam pernyataan kepada wartawan setelah pertemuan, Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan sejumlah isi pertemuan, salah satunya berkaitan dengan pernyataan Jokowi yang mengaku akan cawe-cawe demi kepentingan bangsa dan negara.
“Tadi juga beliau sampaikan klarifikasi soal cawe-cawe,” ujarnya.
Menurut Doli, konteks pernyataan Jokowi adalah siapapun yang akan menjadi presiden maupun wakil presiden di masa mendatang, harus mempunyai persepsi yang sama dalam menghadapi realitas yang tidak mudah. Kendati demikian, ada peluang besar yang dapat dimanfaatkan Indonesia.
“Momentum untuk kita bisa mendapatkan lompatan yang luar biasa, karena kita punya resources yang disebut tadi electric vehicle, ini yang saya kira menjadi tools untuk kita bisa lompat menjadi negara yang maju,” kata Doli.
Politikus Partai Golkar itu bilang kalau semua pihak harus terlibat, termasuk Jokowi selaku kepala negara dan kepala pemerintahan.
“Saya kira keterlibatannya bagaimana menyampaikan pesan-pesan untuk kepentingan bangsa dan negara dan kemajuan yang akan dicapai. Beliau sadar betul tentang posisi beliau sebagai presiden, kepala negara, dan kepala pemerintahan,” ujar Doli.
“Beliau sadar juga bahwa proses politik di pemilu lebih melibatkan pimpinan-pimpinan partai politik yang pak presiden juga tidak ada di dalamnya. Jadi konteks cawe-cawe itu adalah keterlibatan untuk bagaimana supaya kita semua ini memahami situasi dan kondisi dan punya tekad untuk maju terus menjadi negara yang lebih baik,” lanjutnya ( Zaenal A )
