11 Oktober 2024

Dalam hari Daerah Nusa Tenggara Barat Polda NTB bersama Polres Jajaran berhasil ungkap 186 kasus dengan 260 tersangka.

0

TenarnewsTV9. Dalam hari Daerah Nusa Tenggara Barat (Polda NTB) bersama Polres Jajaran berhasil ungkap 186 kasus dengan 260 tersangka. Termasuk pengungkapan kasus komplotan pencuri asal Jakarta yang beraksi pada sesi terakhir World Superbike (WSBK) di Pertamina Mandalika Internasional Street Circuit, Kuta Lombok Tengah, NTB.

Sebanyak 186 kasus tersebut diantaranya 119 merupakan kasus pencurian dengan pemberatan alias Curat. Sementara kasus pencurian dengan kekerasan atau yang biasa disebut Curas berjumlah 15 kasus. Berikutnya kasus pencurian kendaraan bermotor atau Curanmor berjumlah 56 kasus. Pengungkapan 260 kasus tersebut, merupakan hasil dari kegiatan rutin yang ditingkatkan atau biasa disingkat KRYD.

Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto SIK M.Si pada acara konferensi pers di Markas Komando (Mako) Polda NTB, Selasa (23/11) mengatakan, 260 kasus itu mulai diungkap sejak 22 Oktober hingga 21 November 2021.

“260 kasus ini merupakan hasil Polda NTB dan Polres jajaran sejak 22 November hingga 21 Oktober kemarin,” jelasnya.

“Sejumlah polisi tak berseragam yang kami tempatkan di Sirkuit Mandalika saat WSBK Kemarin, berhasil diringkus Komplotan pencuri asal Jakarta,” jelasnya.

Selebihnya, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB menjelaskan, komplotan pencuri yang beraksi di Sirkuit Mandalika itu berjumlah 8 orang. Dimana, 1 orang ditangkap di TKP, 3 lainnya ditangkap di Pelabuhan Lembar. Sedangkan 4 lainnya ditangkap di kapal feri menuju Bali yang berhasil diringkus hari itu juga.

“Berkat kerjasama tim, 4 pelaku berhasil diamankan hari Minggu kemarin, satu di Gate 3, sisanya kami ringkus di Pelabuhan lembar, 3 jam setelah pelaku yang diamankan di Sirkuit Mandalika. Dan 4 orang lainnya ditangkap di kapal feri di hari yang sama tapi di waktu yang berbeda,” jelasnya.umlahnya-8–3-diantaranya-satu-keluarga.

Dikatakan direktur, tertangkapnya 8 komplotan itu, berdasarkan kerjasama tim yang solid. Sesaat setelah pelaku yang ditangkap di Gate 3 Sirkuit Mandalika, pihaknya memblokade semua jalur keluar KEK dan juga memblokade semua pelabuhan. Alhasil, komplotan pencuri asal Jakarta itu berhasil ditangkap dan diamankan, lalu 4 orang ditetapkan sebagai tersangka, dan empat lainnya masih dilakukan pendalaman.

“Hingga saat ini kami berhasil meringkus 8 komplotan Pencuri asal Jakarta itu. Dimana, 4 diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan 4 lainnya masih kami dalami, dan kami akan terus lakukan pengembangan agar komplotan meraka ini berhasil kami ringkus hingga ke akarnya,” lanjut Hari.

Tak hanya beroperasi di Lombok, komplotan ini juga beroperasi sampai keluar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

“Jadi mereka tidak hanya beroperasi di Lombok saja, melainkan di daerah lain di Indonesia seperti Batam. Dimana mereka sudah melakukan 50-an kali penjambretan. Bahkan sampai ke Malaysia dan Singapura, dan untuk pasal yang kita sangkakan adalah pasal 363,” tutup Hari

Lebih lanjut Hari mengutarakan, dari hasil penyelidikan sementara, 8 komplotan pencuri asal Jakarta itu, murni datang untuk mencuri. Bukan untuk merusak nama Lombok atau event seperti yang dikatakan warga dalam beberapa postingan media yang memberitakan kejadian itu.

“Hasil interogasi pelaku, mereka murni datang untuk melakukan pencurian atau pencopetan, tidak ada yang membackup mereka,” tegas Hari.

Modus pelaku saat menjalankan aksinya, 8 orang tersebut bertindak sebagai penonton resmi menggunakan tiket. Masing-masing dari mereka mempunyai peran yang berbeda-beda. Ada yang sebagai eksekutor, ada yang jadi pengoper barang dan ada yang bertindak sebagai pengumpul barang.

Dijelaskan, dari empat pelaku yang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka itu, 3 merupakan satu keluarga yakni Ibu, Bapak dan Anak, satunya lagi adalah tetangganya. Keempat pelaku mempunyai tugas yang berbeda, anak pelaku bertindak sebagai pengalih perhatian, Ibunya sebagai eksekutor, tetangga pelaku sebagai pengoper barang dan terakhir suami atau bapak pelaku bertindak sebagai pengumpul barang.

“4 komplotan lainnya merupakan grup yang berbeda, namun satu jaringan,” pungkas .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *