
Jakarta,Oktober 2025 – Tenarnews9, Media Cyber Indonesia,-
Di era digital yang semakin masif, konten video telah menjadi bahasa universal generasi muda. Platform seperti YouTube, TikTok dan Instagram Reels telah mengubah siswa dari sekadar konsumen pasif menjadi produsen konten yang aktif. Dalam konteks inilah, penerapan pembelajaran video editing di Sekolah Menengah Atas (SMA) muncul bukan hanya sebagai tren, melainkan sebuah kebutuhan yang penuh dengan peluang besar.
Pembelajaran video editing tidak sekadar mengajarkan siswa cara memotong klip atau menambahkan efek spesial. Lebih dari itu, ini adalah pintu gerbang untuk mengasah sejumlah kompetensi abad ke-21 yang krusial. Karena dilihat dari Peluang dan Manfaat Strategisnya, yaitu, yang Pertama dapat Mengasah Kreativitas dan Ekspresi Diri karena Video editing adalah kanvas digital modern. Siswa belajar menceritakan ide, pesan, atau kisah secara visual dan auditif. Proses ini merangsang kreativitas, imajinasi, dan kemampuan mereka dalam menyusun narasi yang compelling, baik untuk tugas sejarah, presentasi sains, atau kampanye sosial. Yang Kedua, Membangun Keterampilan Literasi Digital yang Mendalam, yang Ketiga, Mempersiapkan Siswa untuk Dunia Kerja Masa Depan, yang Keempat, dapat Meningkatkan Keterlibatan dan Pemahaman Belajar (Engagement) dan yang Kelima, Mengembangkan Soft Skill yang Terintegrasi, karena Dalam membuat sebuah video, siswa tidak bekerja sendirian. Mereka belajar berkolaborasi dalam tim (scriptwriter, editor & sutradara), mengelola waktu pengerjaan, memecahkan masalah teknis, dan menerima umpan balik untuk perbaikan.
Meski peluangnya besar, tentu ada tantangan yang perlu diantisipasi,yaitu Ketersediaan Infrastruktur, Kompetensi guru dalam bidang tersebut, dan Integrasi dengan Kurikulum sekolah. Video editing harus dipandang sebagai alat, bukan tujuan akhir. Kita dapat mengintegrasikannya ke dalam mata pelajaran yang sudah ada sebagai bentuk penugasan alternatif. Misalnya, mengganti makalah dengan video presentasi/membuat video untuk pelajaran Sejarah.
“Penerapan pembelajaran video editing di SMA adalah langkah strategis dan visioner, Ini adalah respons terhadap zamannya, yang menyelaraskan dunia pendidikan dengan realitas di luar kelas” kata Wicaksana salah seorang mahasiswa S2, pasca sarjana magister manajemen Pendidikan Universitas Pamulang-Tangerang Selatan, bersama rekannya, Alif Satrio, menambahkan juga, “Lebih dari sekadar keterampilan teknis, ini adalah investasi dalam membentuk generasi yang kreatif, kritis, kolaboratif, dan siap menghadapi masa depan”. Beberapa Mahasiswa yang ada disana, Angga, Robi dan Mishbah, ketika selesai mengikuti mata kuliahnya, Dr. Lili Nurlaili, M.Ed , mereka juga setuju dengan program tersebut. Seperti yang dikatakan Wicaksana dan Alif. Mereka juga menambahkan, dengan perencanaan dan strategi implementasi yang matang, peluang yang ditawarkan jauh lebih besar daripada tantangannya. Saatnya sekolah tidak hanya mengajarkan siswa untuk membaca teks, tetapi juga “membaca” dan “menulis” masa depan melalui lensa kamera dan timeline editing.
Tenarnews9 – Bachtyar SW – 2025

