Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Betawi, Ramai Meriah Penuh Makna Baik
Jakarta – Tenar news tv…….1 Nopember 2024Pernikahan adat Betawi menjadi salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini. Apa saja rangkaian pernikahan adat Betawi? Yuk! Mengenal prosesi pernikahan adat Betawi
Setiap daerah di Indonesia memiliki adat pernikahan yang berbeda-beda. Salah satunya pernikahan adat Betawi yang unik dan penuh warna.
Prosesi pernikahan adat Betawi bersifat sakral dan filosofinya yang penuh makna. Tak hanya itu, lantunan musik dan prosesi lainnya membuat pernikahan adat Betawi menjadi hiburan tersendiri bagi
Pernikahan adat Betawi yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya memang cukup populer di Tanah Air. Beberapa selebriti yang menikah dengan adat Betawi di antaranya adalah Intan Nuraini, Chua Kotak, Angga Putra, dan Bintang Emon.
Kamu ingin menikah adat Betawi dan masih bingung prosesinya, atau ingin tahu lebih dalam tentang pernikahan adat Betawi? Yuk! Mengenal lebih dalam tentang pernikahan adat Betawi.
Berikut adalah prosesi pernikahan adat Betawi
1. Siraman
Siraman dalam adat Betawi biasanya dilakukan sehari sebelum akad nikah. Makna dari prosesi ini adalah membersihkan diri agar tubuh calon mempelai wanita atau none mantu harum. Air siraman berisi kembang setaman yang dicampur dengan daun jeruk purut, pandan, akar wangi, daun mangkokan, dan sereh.
Setelah acara siraman, calon pengantin wanita menjalani upacara tanggas atau kum (semacam mandi uap). Tujuannya adalah untuk membersihkan bekas-bekas perawatan lulur yang masih tertinggal di pori-pori dan menghaluskan kulit.
2. Ngerik dan Potong Centung
Ngerik dan potong centung merupakan proses membersihkan bulu-bulu yang tumbuh di sekitar kening, pelipis, tengkuk, dan leher calon pengantin wanita. Prosesi ini biasanya berlangsung di dalam kamar none mantu.
Perlengkapan yang harus disediakan adalah kain putih ukuran dua meter untuk alas, kembang setaman, air putih dalam cawan dengan sekuntum bunga mawar atau lainnya untuk tempat gunting, pedupaan dan setanggi/gaharu, alat cukur, dua keping uang logam untuk batas centung (satu kali lipatan) dan untuk batasan mencukur anak rambut, serta tempat sirih lengkap dengan isinya. Alu dibuat seperti centung pada rambut di kedua sisi pipi dengan menggunakan uang logam untuk menjepitnya agar pengantin selalu mendapat keberkahan dan keselamatan.
3. Malam Pacar
Malam pacar adalah rangkaian prosesi pernikahan adat Betawi yang dilaksanakan cukup meriah, karena dihadiri kerabat dan teman-teman calon mempelai perempuan. Ritual pemakaian pacar dilakukan oleh tukang piare dan keluarga serta teman dekat calon pengantin wanita.
Ritual pemberian pacar dipandu oleh tukang piare, dimulai oleh ibu calon mempelai wanita, dilanjutkan oleh para sesepuh serta kerabat dan sahabat dekat. Biasanya calon mempelai wanita didandani dengan busana dan tata rias ala None, yakni riasan tipis dan berbusana kebaya encim.
4. Ngerudat
Merupakan prosesi pernikahan adat Betawi yang dilaksanakan saat akad. Kegiatannya berupa iring-iringan rombongan calon mempelai pria menuju ke kediaman calon pengantin wanita. Keberangkatan rombongan ini disebut rudat, artinya mengiringi calon tuan mantu menuju rumah calon none mantu untuk melaksakan pernikahan.
Prosesi ini berlangsung ramai dan meriah karena rombongan calon pengantin pria membunyikan petasan pertanda akan segera tiba. Setelah itu, pihak calon pengantin perempuan akan menyambutnya dan membalas dengan membunyikan petasan juga.
5. Palang Pintu
Pada tradisi pernikahan adat Betawi, sebelum memasuki rumah calon pengantin perempuan ada prosesi Palang Pintu yang harus dilakukan. Ada jawara dari tuan raje mude (pengantin laki-laki) dan jawara dari none mantu (pengantin perempuan). Mereka akan berbalas pantun yang berisi nasehat dalam berumah tangga. Setelah itu ada uji ketangkasan.
Jawara pengantin pria harus bisa mengalahkan jawara pengantin perempuan. Setelah selesai maka akan ada pembacaan sholawat kepada Nabi Muhammad. Ritual Palang Pintu dalam prosesi pernikahan adat Betawi bertujuan untuk menguji seberapa tangkas pengantin laki-laki bisa melindungi dan menjadi pemimpin agama bagi rumah tangganya.
6. Akad Nikah
Tak banyak berbeda dengan prosesi pernikahan adat lainnya, akad Nikah adat Betawi juga berlangsung sakral. Calon pengantin perempuan memohon izin kepada ayahnya untuk berumah tangga dan minta dinikahkan. Setelah itu prosesi ijab kabul berlangsung antara calon pengantin pria, dan ayah mempelai wanita, yang dihadiri saksi serta penghulu. ( bersambung .red )