Depok Tenarnews tv9. Jajaran Pendiri dan Pembina Paguyuban Wartawan Depok (PWD) tak ingin ada dualisme di tubuh organisasi PWD. Karena alasan inilah mereka (pendiri dan pembina-red)
secara resmi membekukan semua aktifitas kegiatan mengatasnamakan PWD hingga satu bulan kedepan.
Pembekuan itu disepakati bersama digelarnya rapat konsiliasi di Balai Wartawan (Balwan) yang berujung kisruh pasca munculnya dua kubu kepemimpinan yang saling bertentangan, Kamis (9/06/22). “Secara resmi, kami membekukan segala aktifitas kerja PWD selama satu bulan ke depan, ” ujar Pemimpin Sidang rapat konsiliasi Kepengurusan PWD Depok, Johny Kalmanutu.

Lebih jauh di katakan nya, kepemimpinan Sutapa yang dibentuk Desember 2021 dan pemilihan Wahyudin yang terpilih pada 8 Juni 2022 termasuk kepengurusan lama Almarhum Fery Sinaga tidak boleh ada kegiatan, untuk sementara waktu PWD di nyatakan Vakum hingga selesainya perumusan penetapan dan pengesahan Tata Tertib (Tatib) organisasi PWD, tegas Jhony.
Hal senada juga di katakan Inisiator sekaligus pendiri PWD Yoyo Ibnu Effendi yang mengatakan, awal terbentuknya PWD untuk mempersatukan wartawan di Depok. Karena itu, dari hasil rapat konsiliasi ini, kepengurusan PWD dinyatakan berstatus qou. “PWD di nyatakan berstatus quo, adanya pengesahan Tatib dan pemilihan ulang struktur kepengurusan, ” tutur Yoyo.
Diketahui, PWD berdiri sekitar tahun 2001 dengan tujuan mempersatukan wartawan di Depok. Adapun deklarator serta pendiri saat itu diantaranya yakni, Almarhum Nasrul Koto, Dasmir Ali Malayu, almarhum Budi Sudarman, Rahmadi Hakim, Muryanto Abdul Murod, Yoyo Ibnu Effendi, Lucy Angraini.
Selanjutnya, Jhony Kuron, Maulana Said, Beni Gerungan, Bahtiar Butar-butar, Tombang Tarihorang, Tuhari, Benget Sihombing, almarhum Zaenal Arifin dan Almarhum Ambarita. Dan kisruhnya kepengurusan PWD terjadi setelah era kepemimpinan almarhum Ferry Sinaga, di PWD muncul dua kepemimpinan yakni, Sutapa dan Wahyudin.
(Emy/mur)

