Anak kecil adalah seseorang yang hendak tumbuh dewasa dengan segenap potensi besar yang lahir didalam dirinya. Ia melihat begitu besarnya cakrawala yang ada dilangit pula melihat betapa indahnya segala isi dibumi. Mampu melihat orang orang disekitar, mendengarkan mereka berbicara, dan tertawa ketika diberikan sebuah candaan. Namun mereka tidak memahami apa yang dilihatnya, tidak sedemikian mengerti atas apa yang didengarnya, dan belum mengetahui kesan apa yang didapat dari sebuah candaan kecil. Mereka memang menyenangkan. Didalam dirinya terdapat potensi besar, harapan yang kuat, serta kebahagiaannya kelak ketika dewasa nanti, Itulah suara hati sebagian besar orang tua. Orang tua adalah peran penting pertumbuhan anak. Orang tua adalah cermin pertama yang tindakannya akan dilihat dan diaplikasikan langsung oleh buah hatinya. Pertumbuhan anak tidak hanya meliputi pertumbuhan fisik saja yang dapat dipandang langsung melalui kacamata orang tua tetapi juga melibatkan pertumbuhan pola pikir, pertumbuhan emosional, pertumbuhan perilaku, dan pertumbuhan pemahaman. Seiring bertumbuhnya usia anak semakin bertumbuh pula tingkat pemahamannya. Empati anak dibentuk ketika melihat bagaimana yang lain berinteraksi. Saat paling penting adalah ketika anak mengetahui apakah perasaannya ditanggapi, diterima, dan dibalas atau tidak. Tindakan kecil tetapi mencolok. Interaksi semacam itu, pesan terkuat terletak pada seorang ibu yang kurang lebih menyesuaikan kondisi anak. Kejadian kecil yang membuat seorang ibu mengetahui apa yang dirasakannya, bukan hanya sekedar mengetahui apa yang dilakukannya. Potensi besar terwujud ketika butir butir kemampuan terus didukung dan tidak direndahkan. Karakter anak dibangun bukan dijatuhkan. Ketika seorang anak melakukan hal apapun selama didalam lingkaran positif, dukunglah, bangunlah kepercayaan dirinya, kuatkan fondasi dirinya sejak dini. Itu adalah butir butir potensi yang akan menjadi besar. Ketika sorang anak mengatakan ” Mama, aku terlihat seperti dokter gigi, yang bisa menjaga kondisi mulut tetap bersih dan sehat “, janganlah menanggapinya dengan jawaban yang terkesan bahwa yang dilakukannya adalah hal yang tidak mungkin ” kamu itu ada ada saja toh ndhuk ndhuk, yaa ndak mungkin lah, wong kamu memiliki suara yang bagus, cocoknya jadi penyanyi toh “. Tetapi tanggapilah dengan jawaban yang terkesan sangat mungkin, ” oiyaaa ndhuk kamu terlihat seperti dokter gigi, cantik. Belajar yang rajin yah kalau kamu mau jadi dokter gigi “.
Disaat saat kecil seperti itulah pertumbuhan pola pikir anak akan terdorong untuk terus tumbuh. Dan disaat saat kecil seperti itulah empati anak tersentuh, ketika pertanyaannya ditanggapi dengan baik. Bukan hal yang tidak mungkin apabila tumbuh besar kelak anak tersebut menjadi anak yang lebih berhasil. Pikirannya bertumbuh, rasa pedulinya pun bertumbuh.