
Pertama: ( 1 )
Tenar news.com,-Temuan International Astronomical Union (IAU)
Pusat Astronomi Internasional, berpusat di Dubai UEA. Memiliki peralatan canggih lengkap yang mampu memdeteksi gerak benda² langit di ruang angkasa. Jangankan bulan š dan matahari āļø, ribuan bintang pun bisa dideteksi dengan mudah hanya dalam tempo beberapa menit.
Sekarang, kita mau tanya, apakah posisi hilal (bulan š sabit) sudah ditemukan pada penanggalan per-1 Zulhijjah 1444 H ?
Setelah terlebih dahulu diurai lewat HISAB, lalu ditelusur dengan rukyah di penghujung akhir Zulqa’dah 1444, dengan mengoptimalkan teleskop Observatorium paling mutakhir di berbagai pusat Astronomi dunia, ternyata, ditemukan :
Per-1 Zulhijjah 1444 H, hilal sudah terdeteksi lebih 2° diatas ufuk.
Negara² Islam yg telah memiliki teleskop Observatorium terlengkap menyatakan bahwa bila hilal mendekati 2° diatas ufuk, maka sudah relevan dengan rumus dan hasil hisab, bahkan juga sejajar dengan hasil rukyah dengan teleskop berstandar internasional.
Dengan demikian, mayoritas Negara² Islam sepakat, bahwa :
1. 1 Zulhijjah 1444, jatuh pada hari Senin, 19 Juni 2023.
2. 9 Zulhijjah 1444, jatuh pada hari Selasa, 27 Juni 2023.
3. 10 Zulhijjah/Idul-Adha 1444, jatuh pada hari Rabu, 28 Juni 2023.
Kedua (2)
Di Indonesia, Organisasi kemasyarakatan Islam yang memiliki teleskop Observatorium dan selalu berkiprah secara konsisten dengan markaz² astronomi dunia adalah : Persyarikatan Muhammadiyah. Dari hasil penelusurannya, Muhammadiyah menemukan data yang sama seperti yang ditemukan IAU dan berbagai Negara Islam lainnya.
Hari Ahad, 18 Juni 2023, bertepatan dengan 29 Zulqa’dah 1444 H, ijtimak menjelang akhir Zulqa’dah itu terjadi pada pukul 11:39′:47 WIB. Di Yogyakarta, tinggi bulan š pada saat matahari terbenam sudah +01°:00′:25″/ hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam itu bulan sudah berada di atas ufuk. Inilah yang disebut wujudul-hilal sama dengan penemuan teleskop Observatorium dunia Islam lainnya. Hasilnya pun sama.
Jadi :
- 1 Zulhijjah 1444 H, jatuh pada hari Senin, 19 Juni 2023.
- 9 Zulhijjah 1444 H, jatuh pada hari Selasa, 27 Juni 2023.
- Idul-Adha, 10 Zulhijjah jatuh pada hari Rabu, 28 Juni 2023.
(Ketiga) 3
Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei ;
Sesuai dengan kriteria baru (2020/2021), menteri² Agama keempat negara Asean (MABIMS) telah mengubah kriteria lama yg puluhan tahun diamalkan, dengan kriteria baru.
Kriteria lama :
Elongasi 3° ; Ketinggian hilal >2°.
Kriteria baru :
Elongasi 6,4°
Ketinggian hilal >3° (imkan rukyah)
Dengan demikian, dapat digarisbawahi, penemuan Observatorium dunia Islam diatas, kemungkinan tidak bisa diterapkan di Indonesia (sesuai kriteria MABIMS), karena tidak dalam imkan rukyah.
Jika ini nanti di wujudkan, maka sangat boleh jadi Kementerian Agama RI menetapkan:
1. 1 Zulhijjah 1444, jatuh pada Selasa, 20 Juni.
2. 9 Zulhijjah 1444, jatuh pada hari Rabu, 28 Juni.
3. Hari Idul-Adha, 10 Zulhijjah 1444, jatuh pada hari Kamis, 29 Juni 2023.
Notes :
Penulis, mohon maaf, bukan mendahului keputusan siapapun. Namun, ini adalah semata hasil rumus ilmu pengetahuan, utamanya dari sudut ilmu Falak dan astronomi dunia yang semakin berkembang seiring dengan lahirnya alat² teknologi canggih yang semakin merambah ke berbagai belahan dunia.
Setiap penemuan yg didasarkan atas kapasitas sains dan teknologi, wajib diketahui oleh semua orang yang memiliki minat untuk itu.
Badan Hisab dan Rukyah Kemenag bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) harus berbenah lebih maju, agar dunia Islam lainnya tidak memandang kita sebelah mata.
Sebaiknya, kembali ke kriteria lama, karena jika kriteria baru ini tetap dipertahankan, maka sampai kapanpun, kita tak pernah sama lagi dalam berhari raya, Idul-Fitri dan Idul-Adha.
Lhokseumawe, 17/6/2023.
Risalah Misbahul Ulum (RisMU).