
Lombok Barat, Tenarnews.com,- Prosisi Adat Pernikahan Putra Wakil Bupati Lombok Barat yg di adakan hari ini adalah bagian dari mengingatkan sejarah para leluhur suku Sasak, dimana nyongkolan ini adalah bagian dari Seni Budaya Sasak yg patut di perkenalkan didunia pariwisata terlebih -lebih sekotong merupakan Kecamatan paling ujung di pulau lombok. Haji lalu Daryadi , suami dari wakil bupati Lombok barat Hajah sumiatun sebagai orang tua /Ibunda mempelai pria telah memberikan ruang bagi para wisatawan yg berkunjung ke NTB untuk menyaksikan pesta terbesar dalam prosesi nyongkolan yg di hadiri ribuan masyarakat yang ikut nyongkolan dengan puluhan Gendang Belek dan kesenian lokal lainya yg cukup menjadikan pariwisata di pulau Lombok lebih tenar dan maju pesat di Lombok . Iring-iringan Nyongkolan Putra Wakil Bupati Lombok Barat, “Star Sekotong-Lembar-Simpang 5 Koperasi-Simpang 3 Imam Bonjol-Giri Menang Square (GMS)-Arah By Pass Bandara Internasional Lombok, Mataram pukul 13.00-19.00 Wita, Minggu, 12 Februari 2023. “Kami sudah membuat imbauan kepada masyarakat di jalur-jalur ini yang akan dilalui iring-iringan nyongkolan, dan tidak akan menggangu pengendara lain karena sudah kami atur,” ujar Personil Perhubungan LOBAR.


Tapi Pihaknya mengimbau warga untuk mengambil jalur lain yang terdekat, seperti Gerung, Kediri, Labuapi guna menghindari kepadatan kendaraan. Pihaknya juga akan menempatkan personel di beberapa titik di jalur yang akan dilalui iring-iringan Nyongkolan pengantin. “Kami juga tempatkan personel dari Perhubungan, bersama kepolisian itu mencegah kepadatan,”Imbuhnya.


Kegiatan Nyongkolan ini adalah Tradisi suku Sasak yang tidak akan pudar se-lama nya ,dan perayaan Nyongkolan ini sudah mendapatkan izin dari Polres Lombok Barat dan Polresta Mataram.
Nyongkolan, Prosesi Sakral Ritual Pernikahan di Lombok
Beberapa ritual keagamaan maupun ritual adat di pulau Lombok seringkali mengundang perhatian para wisatawan, seperti bau nyale, pujawali, perang topat atau presean. Salah satunya yang paling menarik menurut para wisatawan adalah Ritual atau Tradisi NYONGKOLAN, sebuah tradisi lokal di Lombok, dimana sepasang pengantin di arak beramai-ramai seperti seorang raja menuju rumah / kediaman sang pengantin wanita. Arak-arakan ini selalu diiringi dan diramaikan dengan beraneka tetabuhan alat musik tradisional dan kesenian khas suku Sasak /Gendang Bele,’ Tujuannya agar para warga sekitar mengetahui bahwa pasangan pengantin tersebut sudah menjadi sepasang suami istri yang sah.
Saat pelaksanaan tradisi nyongkolan ini, arak-arakan pasangan pengantin didampingi oleh DEDARE dan TERUNE sasak, juga ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, atau pemuka adat beserta sanak saudara berjalan mengelilingi desa. Peserta iring-iringan mengenakan pakaian khas adat suku Sasak, untuk peserta wanita menggunakan baju Lambung (kadang-kadang juga menggunakan baju kebaya), kereng nine / kain songket (sarung khas Lombok), sanggul (penghias kepala), anting dan asesoris lainnya. Bagi pengiring laki-laki menggunakan baju model jas berwarna hitam (atau variasi) yang dijuluki tegodek nongkeq, kereng selewoq poto (sarung tenun panjang khas Lombok) dan capuk (ikat kepala khas Lombok)- ( Tim Biro Perwakilan NTB)