
بِسْمِ اللهِ وَبـِحَمْدِهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ وَكَفٰى، وَسَلاَمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
Puji dan syukur Alhamdulillah marilah kita sampaikan kehadirat Allah Robbul’izzati, Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita yaitu baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya, semoga, kelak di hari kiamat mendapatkan syafaat dari beliau.Tidaklama lagi tepatnya pada hari Rabu, 14 Februari 2024 bangsa kita bangsa Indonesia yang besar ini akan mengikuti pemilu (pemilihan umum) yang merupakan pesta demokrasi rakyat yang bersifat lima tahunan untuk memilih calon anggota legislatif yang terdiri dari DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota. Bersamaan dengan itu juga kita akan memilih calon presiden dan wakil presiden yang akan memimpin kita untuk periode 2024-2029.
Tentu kita sebagai umat Islam khususnya, sebelum pemilihan tersebut dilaksankan alangkah bagusnya kita mengetahui bagaimana cara memilih calon pemimpin dan apa kriterianya sesuai dengan ketentuan ajaran Islam. Apabila kita melihat konsep kepemimpinan dalam Al Quran salah satunya pada surat As Sajdah ayat 24 dinyatakan bahwa hendaknya seorang pemimpin melakukan proses kepemimpinannya berdasarkan petunjuk Allah, bukan karena kehendak hawa nafsu dengan ambisi duniawi untuk meraih kepentingan pribadi yang merugikan rakyatnya sendiri;
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ
Artinya: “Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah 32:24)
Berdasarkan ayat tersebut, maka dapat kita uraikan berikut ini mengenai cara memilih calon pemimpin dan kriterinya yang dapat kita jadikan sebagai pijakan, agar kita menjadi pemilih yang cerdas berdasarkan ilmu keislaman yang kita ketahui, sehingga tidak keliru dalam memilih nantinya;
Pertama, pilihlah calon pemimpin dengan yakin
Hendaknya dalam memilih calon pemimpin, kita benar-benar yakin bahwa pilihan kita adalah pilihan yang tepat dan terbaik setelah kita mempelajari secara mendetail bahwa calon pemimpin kita ini adalah termasuk orang yang shalih lahir dan batinnya, dilihat dari latar belakangnya, watak kepribadiannya, ettitudenya dan pendidikannya.
Kedua, berkepribadian jujur, amanah dan bertanggung jawab
Pastikan bahwa calon pemimpin yang akan kita pilih memiliki kepribadian yang jujur, amanah dan tanggung jawab. Kita bisa melihat keseharian calon pemimpin kita berdasarkan yang kita lihat langsung secara kasat mata, atau berdasarkan berita yang valid dari berbagai media atau orang-orang yang dipercaya bahwa calon pemimpin kita nanti adalah benar-benar memiliki kepribadian yang jujur, amanah dan bertanggung jawab. Jujur ucapannya dan sesuai dengan kenyataannya dalam sikap sehari-hari, senantiasa menyampaikan amanah terhadap apapun tugas yang diamanahkan kepadanya dan bertanggung jawab penuh atas apapun tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Ketiga, berjiwa sosial, adil dan bijaksana
Selanjutnya calon pemimpin kita benar-benar memiliki jiwa sosial yang tinggi, bersikap adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Kita bisa melihat kepribadian calon pemimpin kita lewat aksi sosial yang selama ini banyak membantu orang-orang yang dalam kesusahan tanpa membeda-bedakan antara satu dengan lainnya. Senantiasa mengutamakan keadilan, rasa aman dan tidak berat sebelah terhadap siapapun yang dikasihani dan senantiasa bijaksana dalam mengambil suatu keputusan demi kemaslahatan bersama
Keempat, cerdas, pintar, terbuka dan taat dalam ibadah
Calon pemimpin kita hendaknya memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata. Tidak hanya cerdas tapi pintar dalam mengelola manajemen kepemimpinan menuju bangsa yang maju, mandiri dan berkualitas dalam mengelola sumber daya yang ada. Kemudian orangnya sangat terbuka untuk dikritisi bila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kebijakan undang-undang yang berlaku di negara kita. Disamping itu sisi yang sangat menyentuh dan menarik adalah senantiasa taat dan patuh dalam melaksankan ibadah kepada Allah SWT dan inilah yang menjadi citi utama dalam kepemimpinannya. Karena pada prinsipnya apalah arti sebuah pemimpin yang selama ini diperebutkan oleh banyak orang dengan biaya yang sangat mahal, bila tidak ada ada ketaatan kepada Sang Maha Pencipta.
Kelima, ketika masuk bilik suara bacalah basmalah dan berdoalah
Inilah langkah terakhir dalam upaya memilih pemimpin yang tepat yaitu ketika tiba masa pencoblosan, hendaknya kita membaca basmalah dan berdoa semoga dengan basmalah ini kiranya Allah SWT mengaruniakan kepada kita pemimpin yang memiliki jiwa kasih sayang kepada rakyat. Tidak berlaku zalim, mendahulukan kepentingan rakyat dan senantiasa memperhatikan hak-hak mereka serta dapat memaksimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama. Untuk menyempurnakan doa tersebut alangkah bagusnya kita membaca doa berikut dalam bentuk bahasa Arab;
اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُناَ
“Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan (jadikan pemimpin) atas kami karena dosa-dosa kami orang yang tidak takut kepadaMu dan tidak mempunyai belas kasihan kepada kami.”
Demikian ”semoga dapat dijadikan sebagai acuan terbaik untuk memilih calon pemimpin di negara kita pada masa yang akan datang. Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُ
