9 November 2024

Sejarah Suku Betawi

0

Sumber : Lance Castles, Profil Etnik Jakarta

TenarNews-Sensus tahun 1815, akan terlihat bahwa kelompok pribumi itu adalah orang-orang yang berasal dari : (1) Bali, (2) Sulawesi Selatan, (3) Jawa (termasuk Sunda), serta (4) Melayu. Jika mau ditelusuri lagi, kelompok Sulawesi Selatan ini sebagian besar berasal dari Bugis-Makassar, sedikit bahkan mungkin tak ada yang dari Mandar apalagi Toraja.

Sedangkan kelompok Melayu berasal dari etnis Minangkabau, orang Malaka, dan mungkin sedikit dari Palembang. Sebagian besar orang Melayu ini berprofesi sebagai pedagang dan syahbandar. Mereka inilah kemudian yang memperkenalkan Bahasa Melayu Pasar — yang kemudian menjadi cikal bakal Bahasa Betawi — di Sunda Kelapa/Batavia.

Melihat penjelasan di atas, jika dilihat secara komposisi etnis, nenek moyang orang Betawi terbesar berasal dari Bali dan Bugis-Makassar, diikuti oleh keturunan Jawa serta Melayu. Lalu orang-orang Asia lainnya (China, Arab, India, Filipina), serta Eropa, juga turut membentuk apa yang kita kenal sekarang sebagai orang Betawi.

Pernikahan diantara penduduk Batavia, ternyata tak hanya terjadi diantara etnis-etnis Nusantara saja, namun juga dengan orang-orang China, Arab, dan Eropa.

Kampung-kampung etnis inipun masih jelas jejaknya hingga saat ini. Ada Kampung Tugu (tempat keturunan Portugis), Depok (tempat keturunan Belanda), Koja, Pekojan (kampung Arab), Bidara Cina, Pondok Cina, serta pecinan di kawasan Glodok (tempat keturunan Tionghoa).

Yang signifikan namun terabaikan adalah kelompok budak. Mereka merupakan para tawanan Belanda yang kalah perang. Sebagai tawanan, banyak diantara mereka yang kemudian dijual dan dikirim ke Batavia. Kelompok ini sebagian besar datang dari Makassar, Bali, Banda (Maluku), Manggarai (Flores), Bima, dan ada pula yang dari pantai Koromandel (timur India).

Konon Kampung Bandan di dekat Mangga Dua, dulunya merupakan tempat penampungan para budak dari Pulau Banda.


Setelah perbudakan dilarang di Batavia tahun 1860, para budak ini kemudian dibebaskan dan mengaku sebagai orang Betawi. Selain budak, orang-orang Belanda juga banyak membawa serdadu ke kota ini. Mereka sebagian besar berasal dari Ambon dan Pampanga (Filipina). Saat ini keturunan mereka banyak yang bermukim di Kampung Ambon, Cengkareng dan Papanggo, Tanjung Priok.

Yang menarik, kalau kita menengok tokoh-tokoh serta ikon Betawi yang terkenal, justru banyak yang berdarah campuran. Mungkin Anda gak tau kalau Haji Bolot itu campuran Betawi-Ortega (orang Tegal asli), Komeng (campuran Betawi-Sunda), atau Nazar Amir yang keturunan Arab.

Di keluarga Si Doel — yang menjadi ikon budaye Betawi, juga ada Benyamin Sueb (ayahnya Jawa, ibunya Betawi), Aminah Cendrakasih (Jawa-Betawi, turunan Tionghoa), serta Rano dan Suti Karno (ayah Minang-ibu Betawi/Jawa).

Bahkan M.H. Thamrin yang dikenal sebagai pahlawan Betawi-pun, ternyata juga ada keturunan Inggris. Kakeknya yang bernama George Anton Ort, merupakan seorang pengusaha yang punya hotel di Petojo.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *