Tenarnewstv9.com- Jakarta- Gonjang ganjing wacana perpanjangan masa jabatan presiden sehingga telah bermunculan stetmen partai politik atas isu perpanjangan tsb yang menginginkan Jokowi lanjut. Adalah sebuah keanehan dalam tubuh partai dan sisitem demokrasi berbangsa yang mundur jauh kebelakang.
Sudah menjadi budaya politik yang latah dan sudah menjadi konsumsi publik, bahwa menjelang akhir pemilu partai rame-rame mengeluarkan calon bakal pengganti presiden. Padahal pemilu masih satu dua tahun lagi, model inilah yang terjadi tahun² sebelumnya di tubuh partai. Belakangan Ini menarik untuk dikaji bersama, suara partai rame² mendukung lanjut ke priode berikutnya.
Mengurai persoalan diatas, jelas konstitusi kita UUD mengatakan jabatan presiden lima tahun dan dapat diperpanjang dua priode. Mengingat Jokowi sudah dua priode tentu tidak ada alasan menunda pemilu sebagaimana amanat UUD. Keinginan partai yang mengusulkan lanjut dengan menabrak konstitusi sangatlah tidak berdasar dan mengaburkan arah berbangsa bernegara.
Sudah 76 tahun kita merdeka dengan bangunan demokrasi yang kita pilih bersama melalui pemilu. Untuk mencari pemimpin bangsa yang membawa seluruh rakyat menuju cita-cita bersama. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. sampai saat ini masih jauh dari harapan, wacana isu perpanjangan jabatan presiden, suatu pelanggaran konstitusi yang sengaja. Ini harus dicegah.
Jangan sampai presiden hanya dijadikan tumbal oleh kepentingan partai yang seolah olah- oleh membela serta mendukung tapi sebenarnya menjerumuskan. Presiden tidak boleh lemah menjalankan politik kebangsaan, untuk menjaga kedaulatan negara. Presiden harus Jujur membela hak rakyat. Bapak Mentri yang hebat² jangan dibiasakan melakukan kebijakan yang syarat dengan agenda politik, bikin gaduh masyarakat luas, membela sekelompok dan golongan serta kepentingan mafioso adalah kesalahan besar, yang bisa mengakibatkan rusaknya tatanan kehidupan berbangsa bernegara yang sudah tertata rapi.
Kuatnya pengaruh Mafioso di bangsa Pancasila ini, sangatlah terasa pengaruhnya oleh rakyat. Lempar tanggung jawab, rumitnya aturan birokrasi yang berbelit- belit, sehingga tidak jarang Presiden dalam forum resmi mengeluarkan kata ruet- ruet dan ruet, terhadap jalannya regulasi pelayanan pemerintahan yang lamban dan rumit.
Kebiasaan mencari kambing hitam, adu domba, main tipu-tipu sudah mesti dihentikan di negri ini. Inilah yang menjadikan negri kaya raya ini tetap miskin, ditengah hamparan kekayaan alam yang melimpah ruah dan luas wilayah yang tak terhingga. Kebijakan yang berpihak rakyat sering tersandra oleh kepentingan politik yang merusak tatanan kehidupan berbangsa bernegara.
Ini semua akibat dari lemahnya penegakan hukum, sistem yang amburadul, kerisis keteladanan, gampang diperdayakan oleh budaya dan bangsa lain. Tidak percaya kemampuan bangsa sendiri. Suka menerima upeti. Kebiasaan ini harus dihentikan. Bangsa ini harus jujur terhadap penggunaan uang rakyat, siapapun yang terlibat harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Jangan bangsa dan presidennya yang dikorbankan.
Hari ini adalah pembuktian dari makna kita berbangsa bernegara, tidak perlu berteriak paling Pancasilais karena rakyat sudah paham kesholehan individu dan sosial bukan di iklankan tapi butuh realisasi dan pembuktian. Hanya dengan bertindak dan berkata jujur itulah jalan keselamatan. Presiden jujur bersuara, Mentri keuangan jujur melaporkan aliran dana hutang negara. Para pemimpin daerah jujur membela hak rakyat banyak. Dengan demikian keteladanan itu akan menjadi budaya. Inilah konci Indonesia Jaya.
Penulis : Presiden Forum Kebangsaan.