PPDB JALUR OPTIMALISASI PILIH KASIH, ORANG TUA MURID BERMALAM DI EMPER KEPSEK
TENARNEWS TV9: DEPOK-
Tak putus asa untuk mendapatkan keadilan agar anak-anaknya dapat melanjutkan sekolah ke jenjang SMA/SMK Negeri Depok, beberapa orang tua siswa nekad bermalam di emper kediaman Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah ( MKKS) Rahmat Muhammad.
Mereka ( orang tua siswa-red) datang untuk menuntut keadilan dalam kebijakannya terkait jalur optimalisasi. Terlebih di kutip dari Radardepok.com, Rahmat mengatakan ” PPDB online di Kota Depok telah usai, yang tandanya tidak akan dan tidak boleh lagi ada transaksi siswa masuk sekolah Negeri, ” namun kenyataan di lapangan justru masih ada siswa yang dapat masuk SMA/SMK Negeri Depok melalui jalur tidak resmi ( jalur optimalisasi).
Corles, salah satu orang tua siswa mengatakan, terpaksa bermalam di depan kediaman Rahmat karena sudah berulang kali datang namun tidak bisa bertemu dengan Rahmat.
” Saya terpaksa bermalam karena sudah berulang kali ke sini tapi tidak ditemui. Hanya istrinya yang mengatakan Bapak jam 6 pagi sudah keluar, “tutur Corles.
Namun, lanjutnya, menjelang magrib anak Bapak Rahmat pulang dengan mengendarai mobil berwarna merah mengatakan Bapak dari kemarin sudah tidak pulang.
” Saya selaku orang tua murid merasa mendapat tanggapan yang simpang siur, kalau mereka bisa menerima murid melalui jalur optimalisasi kenapa kami tidak diterima, janganlah pilih kasih, ” ujar Corles geram.
Corles pun mengungkapkan, jika terus di abaikan, dirinya bersama orang tua siswa yang lainnya akan mengadu ke Presiden.
Sementara itu, tepat di hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 76, sejumlah siswa dan siswi melakukan aksi dengan membawa poster diantaranya bertuliskan:
” Pak Jokowi tolong kami, kami ingin sekolah”
“Kami siswa Depok yang sampai saat ini belum mendapat sekolah, di mana keadilan? “
Firsta Salcha, salah seorang siswi mengatakan, dirinya sangat sedih, hingga saat ini belum bisa bersekolah.
” Saya malu bu kalau keluar rumah, malu sama teman-teman, ” tutur Frista, Selasa(17/08/2021).
Tidak hanya Firsta, Satrio, Fehima, putri juga menuntut hal sama karena hingga saat ini belum juga dapat bersekolah dan secara tidak langsung membuat Psikologis mereka dapat terganggu.
Koordinator Orang Tua Siswa, Mulyadi Pranowo sangat mengharapkan pihaknya dapat kepastian kapan anak-anak bisa sekolah seperti tuntutan sebelumnya yakni melalui jalur optimalisasi.
” Mau sampai kapan kira-kira anak-anak bisa sekolah, jangan di gantung terus, karena ini tanggung jawab negara, ” ujarnya.
Kalau hal ini tidak juga ditanggapi terutama oleh pihak Disdik Provinsi Jawa Barat atau KCD Wilayah 2 Bogor, lanjut Mulyadi, pihaknya bersama dengan orang tua akan ke istana Presiden.
” Kita lihat besok, kita akan ke Istana, ini sebagai bentuk perjuangan kita semua, ” Tandasnya. (Moer/Emy)