Tarian dari Sejarah Budaya Tanah Jawa Ditampilkan Diacara HPN ke-75
Tenarnews : Depok,-
Seni tari Kuwung- kuwung dan tari Citra Resmi yang jadi warisan budaya dari tanah jawa ditampilkan pada acara puncak peringatan Hari Pers Nasional ke-75 di Kota Depok, Jawa Barat Rabu, (17/3).
Ketua Sanggar CantiQ Erni mengatakan tarian yang disuguhkan berasal dari cerita tanah jawa yang diwariskan melalui seni tari. “Dua tarian mewakili cerita yang jadi warisan budaya dari tanah Jawa Tengah dan Jawa Barat,” ucap Erni, Sabtu,(20/3).
Dia menuturkan, Tari kuwung-kuwung mewakili cerita pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Sedang untyk tari Citra Resmi merupakan cerita puteri kerajaan sunda di era Sri Baduga Maharaja
Erni mengatakan, persiapan pementasan kedua tarian itu tergolong singkat lantaran sudah terbiasa dibawakan. Hanya satu hari sebelum pentas, penari sudah bisa menserasikan gerakan satu sama lainya.
“Secara khusus untuk persiapanya bisa dibilang tidak ada karena stok tari memang sudah banyak dan dihafal,” kata Erni.
Sanggar CantiQ, kata Erni, merasa berterima kasih bisa dilibatkan dalam acara peringatan HPN ke-75 yang diadakan wartawan di Depok. “Semoga kedepanya Sanggar CantiQ kembali bisa dilibatkan ditiap acara lainya,” ujarnya.
Sanggar yang berdiri sejak tahun 2012 itu tidak sedikit ukir prestasi baik ditingkat kota hingga nasional. Terakhir sanggar ini juga tampil pada event internasional yang digelar Kementerian Pariwisata.
“Alhamdulillah kami juga sudah membawa nama Depok dan Jawa Barat dalam gelaran bertaraf Internasional yang digelar Kementerian Pariwisata diajang festival Payung 2020 di Prambanan, Jateng,” papar Erni.
Sanggar CantiQ juga pernah menyabet juara 1 dengan tari goyang amprok yang merupakan tarian khas Kota Depok. “Di sanggar ini kami memfasilitasi anak bangsa untuk bisa berkarya, berprestasi melestarikan budaya bangsa tanpa dipungut biaya,” jelasnya.
Saat itu, kata Erni Sanggar CantiQ diberi kesempatan bisa tampil di panggung utama bersama negara lain seperti Jepan, Thailand, Singapura dan negara lainya.
Sanggar CantiQ juga mengajak anak-anak bangsa untuk bisa berkarya, berprestasi melestarikan budaya bangsa tanpa dipungut biaya.
“Untuk anak-anak, mari bergabung bersama. Jangan takut biaya karena Sanggar CantiQ tidak mengedepankan komersil namun sebagai wadah untuk salurkan kreasi melalui seni tari,” jelas pemilik Sanggar CantiQ itu.
Erni berharap Pemkot Depok bisa memberi dukungan dan memfasilitasi anak-anak yang mau melestarikan budaya bangsa melalui seni tari.
Dia menganggap sejauh ini perhatian dan peran Pemkot pada dunia seni tari masih jauh dari harapan. “Untuk perhatian dan dukungan kami rasa masih jauh. Kalau ada, mungkin sebatas kepentingan kelompok golongan tertentu,” papar Erni.
Untuk diketahui, tarian Kuwung-kuwung yang diauguhkan penari Sanggar CantiQ pada puncak peringatan HPN ke-75 di Depok merupakan salah satu karya tari klasik gaya dan menjadi salah satu karya pusaka di Keraton Yogyakarta.
Dalam lirik Kandha, disebutkan bahwa bedhaya Kuwung-kuwung lahir pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII (lahir 4 Februari 1839. naik tahta 13 Agustus1877).
Sedang tari jaipong bertema Citra Resmi, tokoh puteri kerajaan sunda di era Sri Baduga Maharaja yang tewas dalam perang bubat.( M. Murod/Ag )