Mulai Beredar di Publik PRABOWO-PUAN DAN ANIES-SANDI MAJU DI PILPRES 2024
Opini : Didin Maninggara
Wapemred : Tenarnews
Satu demi satu elit politik mulai buka-bukaan. Tentang siapa mendukung siapa di Pilpres 2024.
Seiring dengan itu, mulai muncul pula spekulasi. Mengenai siapa mengkooptasi siapa.
Spekulasi yang mulai bergulir di ranah politik terbuka ada dua. Prabowo akan disandingkan Puan Maharani, dan Anies Baswedan diduetkan Sandiaga Uno. Atau Anies-Gatot Nurmantyo.
Sebagai jurnalis sejak tahun 1979 dan cukup lama meliput politik, saya bertanya-tanya. Mana yang lebih baik Prabowo-Puan dan Anies-Sandiaga? Atau Anies-Gatot?
Dengan pertimbangan analisis bahasa politik, sengaja saya mengawali tulisan ini dengan pertanyaan tersebut, karena memang rakyatlah yang memilih. Bukan partai, meski peran partai cukup berpengaruh dalam pemilu langsung.
Tulisan episode ini, saya kesampingkan dulu bicara partai. Mari kita bicara figur. Ya, figur pemimpin yang akan mengurus negara dan rakyat setelah Presiden Jokowi berakhir masa jabatannya di periode kedua pada 2024.
Prabowo-Puan
Masih melekat dalam ingatan saya saat meliput pertemuan Prabowo dengan Megawati di Kota Bogor, yang kemudian menghasilkan Perjanjian Batu Tulis 2009.
Isi Perjanjian Batu Tulis, berisikan kesepakatan Megawati akan mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.
Kesepakatan tersebut, mengandung catatan, bahwa Jokowi yang didukung penuh Prabowo, baik politik maupun finansial untuk Gubernur DKI Jakarta, akan mendukung juga Prabowo pada Pilpres 2014.
Namun Perjanjian Batu Tulis berbuah pahit. Berubah total. Kalau tidak disebut pelanggaran total. Sebab, Megawati dan PDIP mengusung Jokowi-Jusuf Kalla di Pilpres 2014 dan Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019.
Karena habitat politik adalah kepentingan, membuat Prabowo yang dikalahkan Jokowi, bersedia menjadi menterinya Jokowi. Ini saya maknai merupakan keputusan tepat, karena kepentingan Prabowo ingin panggung politiknya terus bertahan di pusaran kekuasaan.
Imbas Prabowo bergabung di Kabinet Jokowi membuat hubungannya dengan Megawati mesra lagi. “Perceraian” dengan Megawati dianggap masa lalu, dan Megawati pun demikian.
Ada keinginan Megawati untuk menyandingkan Prabowo dan Puan Maharani pada Pilpres 2024.
Keinginan Megawati, sejauh yang saya baca, karena popularitas Prabowo masih tinggi di mata publik. Prabowo adalah menteri yang paling dikenal publik.
Anies-Sandiaga
Menjadi menarik perkembangan politik menuju Pilpres 2024. Salah satu sebabnya, keinginan publik terus bermunculan di media publik yang menginginkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi presiden mendatang.
Publik pun memformulasi, bahwa Anies cocok dengan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Cocok juga diduetkan kembali dengan Sandiaga Uno.
Sudah pasti banyak yang bertanya, mana partainya Anies? Mana partainya Gatot, dan Sandiaga?
Pertanyaan tersebut nyata jawabannya. Yakni, saat Anies-Sandiaga mau maju di Pilkada DKI tidak punya partai karena mereka bukan orang partai. Tapi menang, mengalahkan sejumlah partai besar yang mengusung Ahok-Jarot.*